Application of Circumstantial Evidence in Criminal Laws in Indonesia

Authors

  • Karunia Pangestu Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
  • Heru Suyanto Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
  • Rosalia Dika Agustanti Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.26555/novelty.v12i01.a16996

Keywords:

The Law of Evidence, Evidence, Circumstantial Evidence, Criminal Law

Abstract

Introduction to the Problem: Indonesia is a constitutional state; therefore, all citizens must obey the applicable regulations. If someone commits a criminal act and is required to be brought to the court, evidence is an important thing to resolve the criminal case. A judge can determine whether the accused is guilty or not, one of the ways to determine is to consider the evidence. The law of evidence is known to have two types of evidence, namely direct evidence and indirect evidence (circumstantial evidence). Circumstantial evidence is a kind of evidence in which the relationship between the facts that occur and the available evidence can only be seen after drawing some certain conclusions. Circumstantial evidence can be very important if the other evidences are not sufficient to prove a criminal case in a court. However, the circumstantial evidences must be in accordance with the other evidences.

Purpose/Objective of the Study: The purpose of this study is to understand the circumstantial evidence in the perspective of criminal law and how it is applied in criminal cases.

Design/Methodology/Approach: The research method used in this study is a normative juridical research method, with the statutory approach and conceptual approach. The type of data used in this study is the secondary data using three legal materials, namely primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal materials.

Findings: Indirect evidence or Circumstantial evidence is one of the legal evidences according to Law Number 8 of 1981 concerning Criminal Procedure Law Article 188, namely the indication. However, Circumstantial Evidence is still rarely used by the system of criminal evidence in the courts in Indonesia because its validity is often questioned by the public.

Paper Type: Research Article

References

Alfitra. (2011). Hukum Pembuktian dalam Beracara Pidana, Perdata, dan Korupsi Di Indonesia: Edisi Revisi (Edisi Revi). Raih Asa Sukses.

Ante, S. (2013). Pembuktian Dan Putusan Pengadilan Dalam Acara Pidana. Lex Crimen, II(2), 98–104.

Dillon, L. (2013). Still Stone Cold Guilty: The Murder Case Against Scott Lee Peterson. Createspace Independent Pub.

Efendi, T. (2014). Dasar-Dasar Hukum Acara Pidana (Perkembangan dan Pembaharuan di Indonesia). Setara Press.

Failin. (2017). Sistem pidana dan pemidanaan di dalam pembaharuan hukum pidana indonesia. Jurnal Cendekia Hukum, 3(1), 14–31.

Fuadi, M. (2012). Teori Hukum Pembuktian (Pidana dan Perdata). PT. Citra Aditya Bakti.

Hamzah, A. (2014). Hukum Acara Pidana Indonesia: Edisi kedua (Edisi Kedu). Sinar Grafika.

Hamzah, A. (2015). KUHP dan KUHAP. Rineka Cipta.

Harefa, S. (2019). Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana di Indonesia melaui Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam. UBELAJ, 4(1), 35–58.

Harun, N. (2017). Proses Peradilan Dan Arti Sebuah Keyakinan Hakim dalam Memutus Suatu Perkara Di Pengadilan Agama Manado. Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah, 15(2), 167–192.

Hiariej, E. O. S. (2012). Teori dan Hukum Pembuktian. Erlangga.

Isnawan, F. (2018). Pandangan Yuridis Sosiologis Fenomena Street Justice Di Dalam Kehidupan Bermasyarakat. Jurnal Hukum Novelty, 9(1), 17–35.

Juniarta, I. B. G. A. (2018). Legalitas Rekaman Circuit Closed Television (CCTV) Dalam Proses Pembuktian di Persidangan. Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal), 7(1), 36–50.

Kaligis, J. (2013). Penerapan Alat Bukti Petunjuk oleh Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Tindak Pidana Pembunuhan. Lex Crimen, II(4), 23–32.

Kusmiati, n. ike. (2001). Kekuatan Pembuktian Surat Berita Acara Pemeriksaan Tersangka Yang Dijadikan Alat Bukti. Jurnal Yudisial, IV(01), 62–74.

Latif, D. H. (2016). Peran Alat Bukti Petunjuk dalam Tindak Pidana Umum menurut KUHAP. Lex Administratum, IV(3), 206–212.

Lokas, R. (2015). Barang Bukti dan Alat Bukti dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Lex et Societatis, III(9), 124–129.

Manaroinsong, M. (2016). Penerapan Alat Bukti Petunjuk oleh Hakim dalam Penjatuhan Putusan Tindak Pidana Perkosaan. Lex et Societatis, IV(9), 5–14.

Mubayyinah, F. (2017). Perbandingan Sistem Hukum Pembuktian dalam Penanganan Perkara Tindak Korupsi dengan Perkara Tindak Pidana Lainnya. AL HIKMAH Jurnal Studi Keislaman, 7(1), 36–44.

Nugroho, B. (2017). Peranan alat bukti dalam perkara pidana dalam putusan hakim menurut kuhap. Jurnal Yuridika, 32(1), 17–36.

Pandiangan, H. J. (2017). Perbedaan hukum pembuktian dalam perspektif hukum acara pidana dan perdata. Jurnal Hukum Tô-Râ, 3(2).

Prameswari, N., Samirah, & Yuliati, S. W. (2015). Kedudukan Alat Bukti Petunjuk di Ranah Hukum Acara Pidana. Jurnal Verstek, 3(2), 1–10.

Pratiwi, V., & Nursiti. (2018). Tindak Pidana Pembunuhan Berencana yang Dilakukan Secara Bersama-Sama. JIM Bidang Hukum Pidana, 2(November), 679–688.

Pretiwi, V. W. A., & Satrio, C. G. (2010). Implikasi Penggunaan Alat Bukti Fotokopi Surat Dalam Perkara Korupsi. Jurnal Verstek, 3(1), 108–118.

Rahmat, B., & Pratiwi, P. S. (2016). Vonis Jessica Bersalah, Hakim Pakai Bukti Tak Langsung. Https://Www.Cnnindonesia.Com/Nasional/20161027180543-12-18489/Vonis-Jessica-Bersalah-Hakim-Pakai-Bukti-Tak-Langsung.

Rozi, F. (2018). Sistem Pembuktian Dalam Proses Persidangan Pada Perkara Tindak Pidana. Jurnal Yuridis UNAJA, 1(2), 19–33.

Rusyadi, I. (2016). Kekuatan alat bukti dalam persidangan perkara pidana. Jurnal Hukum PRIORIS, 5(2), 128–134.

Silalahi, U., & Edgina, I. C. (2017). Pembuktian Perkara Kartel Di Indonesia Dengan Menggunakan Bukti Tidak Langsung (Indirect Evidence). Jurnal Yudisial, 10(3), 311–330.

Siregar, M. (2018). Bukti Tidak Langsung (Indirect Evidence) dalam Penegakan Hukum Persaingan Usaha di Indonesia. 13(2), 187–200.

Situmorang, N. G. (2020). Kedudukan Hukum (Legal Standing) Keterangan Saksi Testimonium De Auditu Sebagai Alat Bukti Yang Sah Pra dan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor : 65/PUU-VIII/2010. PALAR (Pakuan Law Review), 06(02), 102–122.

Sukarna, K. (2015). Alat Bukti Petunjuk dalam Proses Peradilan Pidana. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Epistemologi Ilmu Hukum, 350–376.

Werluka, L. (2019). Alat Bukti yang Sah dalam Pembuktian menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Jurnal Belo, 4(2), 228–248.

Wijayanto, T. (2015). Alat Bukti Petunjuk Dalam Penyelesaian Perkara Pidana (Studi Kasus Di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Surakarta). Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta, 1–15.

Downloads

Published

2021-04-02

How to Cite

Pangestu, K., Suyanto, H., & Agustanti, R. D. (2021). Application of Circumstantial Evidence in Criminal Laws in Indonesia. Jurnal Hukum Novelty, 12(1), 54–66. https://doi.org/10.26555/novelty.v12i01.a16996

Issue

Section

Articles

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.