Analisis Vegetasi Strata Semak Berdasarkan Cluster Lingkungan Abiotik di Sempadan Sungai Tepus Sleman, Yogyakarta sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X

Authors

  • Trikinasih Handayani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
  • Yusi Yustiah Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.26555/bioedukatika.v2i1.4109

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis strata semak yang memiliki peranan paling besar berdasarkan indeks nilai pentingnya, indeks diversitas jenis-jenis strata semak, dan hubungan antara faktor lingkungan abiotik yang terukur meliputi: kelembaban udara, suhu udara, suhu tanah, pH tanah, unsur N,
unsur P, unsur K, dan KPK tanah dengan pola pengelompokkan stand vegetasi strata semak di sempa dan Sungai Tepus Sleman, Yogyakarta, serta untuk mengetahui apakah proses dan hasil penelitian analisis vegetasi strata semak berdasarkan cluster lingkungan abiotik di sempadan Sungai Tepus Sleman, Yogyakarta, memiliki potensi sebagai sumber belajar biologi SMA kelas X pada materi pembelajaran struktur dan fungsi ekosistem terestrial.

Pengamatan terhadap jenis-jenis strata semak menggunakan metode point centered quarter. Lokasi penelitian dilakukan di sepanjang sempadan Sungai Tepus Sleman, Yogyakarta, dengan masing-masing luas area kajian 383.333 m2. Setiap area kajian di buat 20 stand, dan setiap stand diletakkan garis transek utama sepanjang 300 m, selanjutnya dibuat 10 titik sampling yang memotong transek utama yang berjarak masing-masing 30 m. Metode analisis cluster bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan abiotik yang terukur dengan pola pengelompokkan stand vegetasi strata semak di sempadan Sungai Tepus Sleman, Yogyakarta. Penghitungan metode ini dibantu dengan program SPSS versi 16.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di sempadan Sungai Tepus Sleman, Yogyakarta telah ditemukan 19 jenis strata semak. Jenis-jenis strata semak yang memiliki rerata INP tertinggi yaitu Bambusa sp. 120,77%, Musa paradisiaca L. 67,92%, dan Manihot utillissima Pohl. 30,07%. Indeks diversitas jenis-jenis strata semak yaitu 0,54. Berdasarkan analisis cluster dapat dikelompokkan menjadi dua cluster. Faktor lingkungan abiotik yang berkaitan dengan pola pengelompokkan stand vegetasi strata semak yaitu suhu udara, unsur nitrogen (N), unsur hara fosfor (P), kalium (K), dan kapasitas pertukaran kation (KPK). Akan tetapi, faktor lingkungan abiotik yang tidak berkaitan dengan pola pengelompokkan stand yaitu kelembaban udara, suhu tanah, dan pH tanah. Melalui hasil pengkajian penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi SMA kelas X pada materi pembelajaran struktur dan fungsi ekosistem terestrial.

Author Biography

Trikinasih Handayani, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Pendidikan Biologi FKIP UAD

References

Anonim. 2011. Potensi Bambu sebagai Tanaman Konservasi Daerah Aliran Sungai. Http://balittri.litbang.deptan.go.id/index.php/inovasi-teknologi/4 -artikel/77-potensi-bambu-sebagaitanaman-konservasi-daerah-aliran-sungai. Diunduh pada tanggal 21 Agustus 2013, jam 13:17 WIB.

Arrijani, 6. Analisis Vegetasi Hulu DAS Cianjur Taman Nasional Gunung Gede-Pangrangoa. Jurnal Biodiversitas. Volume 7. Nomor 2. dkk.. 200

Astuti, Seneng Sri. 2009. Struktur dan Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Medan: FMIPA Universitas Sumatera Utara.

Djufri. 2003. “Analisis Vegetasi Spermatophyta di Taman Hutan Raya (Tahura) Seulawah Aceh Besar. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. Jurnal Biodiversitas. Volume 4. Nomor 1.

Fitriyani, Ana, Ragil Septiningsih, dan Sofyan Asifudin. 2013. Endemik dan Kosmopolit. Http://kyonktara.blogspot.com/2013/04/makalahendemik-dan-kosmopolit.html. Diunduh pada tanggal 05 September 2013, jam 14:47 WIB.

Heddy, Suwarsono. 2012. Metode Analisis Vegetasi dan Komunitas. Jakarta: Rajawali Press.

Hendriani, Yeni. 2005. Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA.

Hingmadi, Deny. 2011. Pelestarian Hutan Bambu untuk Mengatasi Pemanasan Global. Http://kebunbambu.blogspot.com/2013/01/pelestarian-hutanbambu-untuk-mengatasi.html. Diunduh tanggal 21 Agustus 2013, jam 13.10 WIB.

Indriyanto. 2010. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nadeak, Mery Natalia. 2009. Deskripsi Budidaya dan Pemanfaatan Bambu di Kelurahan Balumbung Jaya (Kecamatan Bogor Barat) dan Desa Rumpin (Kecamatan Rumpin), Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bogor: IPB.

Soegianto, Agus. 1994. Ekologi Kuantitatif: Metode Analisis Populasi dan Komunitas. Surabaya: Usaha Nasional.

Suratsih. 2010. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Potensi Lokal dalam Kerangka Implementasi KTSP SMA di Yogyakarta. Yogyakarta: UNY.

Downloads

Published

2014-05-06

Issue

Section

Articles