Gambaran pelaksanaan swamedikasi dan pendapat konsumen apotek mengenai konseling obat tanpa resep di wilayah Bantul
DOI:
https://doi.org/10.12928/pharmaciana.v7i1.5193Abstract
Penggunaan obat tanpa resep dalam upaya swamedikasi telah dilakukan secara luas oleh masyarakat untuk mengobati berbagai kondisi penyakit ringan. Obat-obat yang sering digunakan dalam swamedikasi pada umumnya termasuk ke dalam golongan obat tanpa resep. Perilaku masyarakat daam swamedikasi dipengaruhi beberapa hal salah satunya kemudahan mengakses berbagai informasi mengenai obat, dan juga merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam pemilihan obat. . Perkembangan konsep “Pelayanan Kefarmasian†berarti Apoteker secara langsung bertanggung jawab pada pasien dalam peningkatkan mutu pelayanan sehingga Apoteker memiliki kewajiban dalam pemberian informasi yang benar terkait penggunaan obat-obat tanpa resep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat konsumen apotek mengenaikonseling obat tandap resep dan gambaran pelaksanaan swamedikasi di wilayah bantul. Rancangan penelitian deskriptif dengan metode penelitian survei secara langsung menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Penentuan sampel apotek dan pasien dilakukan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tiga golongan obat yang paling banyak dibeli dalam pelaksanaan swamedikasi adalah analgesik antipiretik (28,8%), vitamin/suplemen (19,3%), dan obat batuk pilek (15,1%). Sebagian besar konsumen telah mengetahui aturan pemakaian obat (71%0, dan Apoteker merupakan faktor pertimbangan dalam pemilihan obat (34%). Sebanyak 95,7% konsumen mengaku membaca label obat pada saat pertama kali pembelian (95,7%). Pendapat konsumen mengenai konseling yaitu bahwa sebagian besar memerlukan adanya konseling obat tanpa resep (89%), sebanyak 24,8% pernah mendapatkan konseling obat tanpa resep dengan durasi konseling 1-5 menit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Gambaran pelaksanaan swamedikasi obat tanpa resep di Wilayah Bantul menunjukkan bahwa golongan obat tanpa resep yang paling banyak dibeli adalah analgesik antipiretik. Pelaksanaan swamedikasi obat tanpa resep di wilayah Bantul sudah dilakukan dengan baik, ditunjukkan dengan sebagian besar konsumen pernah mendapatkan konseling dengan durasi 1-5 menit. Konsumen juga merasa perlu mendapatkan konseling obat tanpa resep oleh Apoteker.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with Pharmaciana agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.