Perbandingan Antara Penggunaan Pengikat Dan Humektan Terhadap Sifat Fisik Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Etanol 96% Daun Sosor Bebek (Bryophylum Pinnatum [Lam.] Oken)

Authors

  • Rahmah Elfiyani Fakultas Farmasi dan Sains. UHAMKA Jakarta
  • Naniek Setiadi. R Fakultas Farmasi dan Sains. UHAMKA Jakarta
  • Sri i Dwi Me Fakultas Farmasi dan Sains. UHAMKA Jakarta
  • Siti Maesaroh Fakultas Farmasi dan Sains. UHAMKA Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.12928/mf.v12i2.3755

Keywords:

pasta gigi, xanthan gum, sorbitol, ekstrak daun sosor bebek, sifat fisik

Abstract

Daun sosor bebek (Bryophyllum pinnatum [Lam.] Oken) merupakan bahan alam yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Pada pembuatan pasta gigi digunakan Xanthan gum dan Natrium Karboksimetil selulosa sebagai pengikat, serta menggunakan sorbitol dan gliserin sebagai pelembab (humektan). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh penggunaan bahan pengikat dan pelembab (humektan) terhadap stabilitas fisik pasta gigi ekstrak etanol 96% daun sosor bebek. Pasta gigi dibuat dalam 5 formula dengan konsentrasi xanthan gum sebagai pengikat 1,5; 1,75; 2; 2,5; 3%, dan 5 formula dengan konsentrasi sorbitol sebagai humektan 10; 20; 30; 40; 50%. Tiap formula dievaluasi selama 6 minggu meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, tinggi busa. Selain itu dilakukan uji freeze thaw dan sentrifugasi. Hasil data viskositas formula dengan bahan pengikat xanthan gum 232.700 - 555.300 cps, sedangkan hasil data viskositas formula dengan bahan humektan sorbitol 14.133 - 75.600 cps. Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsentrasi pengikat dalam formula lebih efektif untuk meningkatkan konsistensi dan viskositas sediaan dibandingkan dengan peningkatan konsentrasi pelembab sehingga meningkatkan stabilitas sifat fisik sediaan pasta gigi.

 

References

Departemen Kesehatan RI, 1979, Materia Medika Indonesia Jilid III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta : 170.

Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan

RI, Jakarta : 7, 159, 413, 551, 595, 713, 750, 1039.

Departemen Kesehatan RI, 2000, Buku Panduan Teknologi Ekstrak, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta : 6, 11-14.

Departemen Kesehatan RI, 2008, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta : 174-175.

Harbone J, 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan Terbitan Kedua, Terjemahan: Kosasih Padmawinata dan Iwang

Soediro, ITB Press, Bandung : 97.

Jackson, E.B., 1995, Sugar Confectionery Manufacture, 2nd ed, Cambridge University Press, Cambridge.

Lachman, L., Lieberman, A., Kanig, L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi II, Terjemahan: Siti Suyatmi. UI-Press, Jakarta : 1079-1088.

Lieberman, A., Rieger, M., Banker, S., 1996, Pharmaceutical Dosage Forms Disperse Systems Volume 2, Marcel Dekker, Inc. New York : 423-440.

Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, Elsevier, Amsterdam : 479-487.

Oktorita, A., 2010, Standarisasi dan Uji Konsentrasi Hambat Minimum terhadap Streptococcus mutans dari Ekstrak Air dan Etanol Daun Sosor Bebek (Kalanchoe pinnata [Lamk.] Pers.). Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta : 49.

Purnomo, H., 1995, Aktivitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan, UI Press, Jakarta.

Rieger, M., 1985, Surfactants in Cosmetics Volume 16. Marcel Dekker, inc. New York : 333.

SNI 12-3524-1995, Pasta Gigi, Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta : 1-16.

Downloads

Issue

Section

Pharmaceutical & Technology