Uji Perbandingan Aktivitas Antijamur Pityrosporum ovale dari Kombinasi Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) dan Daun Sirih (Piper betle) dengan Ketokonazol 2%

Authors

  • Siti Sakinah Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang
  • Nur'aini Nur'aini Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang
  • Ayu Permata Ratu Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang

DOI:

https://doi.org/10.12928/mf.v12i1.3018

Keywords:

buah belimbing wuluh, daun sirih, antijamur, ketokonazole 2%, Pityrosporum ovale

Abstract

Pityrosporum ovale adalah mikroorganisme yang diduga sebagai penyebab utama ketombe. Daun sirih mengandung minyak atsiri dimana komponen utamanya terdiri atas fenol dan senyawa turunannya seperti kavikol, kavibetol, karvakrol, eugenol, estragol, metileugenol, terpinen, seskuiterpen, fenilpropan, dan tanin. Daun sirih juga mengandung karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, gula, pati, dan asam amino. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas antijamur dari buah belimbing wuluh terhadap Pityrosporum ovale. Ekstrak buah belimbing wuluh mengandung flavonoid dan triterpen saponin. Dilakukan penelitian untuk meningkatkan efek antijamur dari
bahan alam tersebut dengan mengkombinasikan ekstrak daun sirih dan buah belimbing wuluh terhadap Pityrosporum ovale. Jenis penelitian ini mengikuti rancangan penelitian eksperimen dengan menggunakan subjek Pityrosporum ovale dan ekstrak etanol Buah Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dan Daun Sirih (Piper betle). Metode yang digunakan dengan potensi antibiotik metode difusi penentuan zona hambat pada perbandingan 1:1 dengan konsentrasi 1%, 5%, 10%, 15%, dan 20% dibandingkan dengan Ketokonazol 2%. Tahapan penelitian dimulai dengan determinasi tanaman, pembuatan ekstrak belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) dan daun sirih (Piper betle) secara maserasi, identifikasi senyawa metabolit sekunder dengan cara pengujian alkaloid, tannin dan flavonoid, dilakukan pengenceran ekstrak berbagai konsentrasi, lalu dilakukan uji konsentrasi hambat minimum (KHM) dibandingan dengan ketoconazole 2%. Hasil zona hambat paling besar terdapat pada konsentrasi 5% dengan zona hambat 12,0 mm, namun masih kecil dibandingkan dengan ketokonazol 2%.
 

Downloads

Issue

Section

Pharmaceutical & Technology