ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL TEMPE KEDELAI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL

Authors

  • Crescentiana Emy Dhurhania SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL
  • Emi Istantini SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

DOI:

https://doi.org/10.12928/mf.v17i2.19747

Keywords:

flavonoid total, tempe kedelai, spektrofotometri visibel

Abstract

Tempe adalah makanan tradisional hasil olahan fermentasi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, yang pada umumnya dibuat dari kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar penjualan tempe terbesar di Asia. Tempe bermanfaat sebagai antioksidan, antibakteri, antikanker, antihaemolitik, antialergi, antiinfeksi dan hepatoprotektor. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa tempe kedelai mengandung senyawa flavonoid. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar flavonoid total yang terkandung dalam tempe kedelai. Analisis kualitatif dilakukan menggunakan pereaksi NaOH, H2SO4, dan Wilstater Cyanidin. Analisis kuantitatif dilakukan secara spektrofotometri Visibel, dimana kuersetin digunakan sebagai standar pembanding. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang maksimum 439,5 nm dengan operating time 30 menit. Hasil penelitian diperoleh kadar flavonoid total sebesar 183,48± 3,91 mgQE/100 g tempe kedelai dan 4,07± 0,09 mgQE/100 g biji kedelai dengan Relative Standard Deviation 2,13% - 2,21%.

References

Arinanti, M. (2018). Potensi senyawa antioksidan alami pada berbagai jenis kacang. Ilmu Gizi Indonesia, 1(2), 134-143.

Astawan, M. (2004). Potensi tempe Ditinjau dari Segi Gizi dan Medis, dalam: Astawan, M., (Ed) tetap sehat dengan produk makanan olahan. Tiga Serangkai, Solo.

Fawwaz, M., Muliadi, D. S., & Muflihunna, A. (2017). Kedelai hitam (Glicine soja) terhidrolisis sebagai sumber flavonoid total. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 4(1), 194-198.

Kusnadi, K., & Devi, E. T. (2017). Isolasi dan identifikasi senyawa flavanoid pada ekstrak daun seledri (Apium graveolens L) dengan metode refluks. Pancasakti Science Education Journal, 2(1), 56-67.

Latifah, L. (2015). , Identifikasi golongan senyawa flavonoid dan uji aktivitas antioksidan pada ekstrak rimpang kencur (Kaempfeira galanga l) dengan metode dpph (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Mada, K. pengetahuan dan informasi F. T. P. U. G. (2018). Peran fermentasi pada tempe. https://kanalpengetahuan.tp.ugm.ac.id/menara-ilmu/2018/1321-peran-fermentasi-pada-tempe.htm

Nimah, Y. M. (2020). Penentuan kadar senyawa flavonoid ekstrak kombinasi buah anggur, tin, delima, dan zaitun menggunakan analisis spektrofotometri UV-Vis. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Pestalozi, G. (2014). The effect of tempe extraxt on damage liver cells in white rat with paracetamol-induce. Medula, 2(4), 33-38.

Rahayu, S., Kurniasih, N., & Amalia, V. (2015). Ekstraksi dan identifikasi senyawa flavonoid dari limbah kulit bawang merah sebagai antioksidan alami. Al-Kimiya, 2(1), 1-8. https://doi.org/10.15575/ak.v2i1.345

Restiana, F. R. (2018). Pengaruh lama maserasi terhadap kadar genistein pada ekstraksi tempe. Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma.

Rianto. (2014). Validasi dan verifikasi metode uji. Deepublish: Yogyakarta, Indonesia.

Rochman, A. (2016). Validasi dan penjaminan mutu metode analisis kimia. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Sayuti, S. (2015). Pengaruh bahan kemasan dan lama inkubasi terhadap kualitas tempe kacang gude sebagai sumber belajar IPA. Bioedukasi Jurnal Pendidikan Biologi, 6(2), 148–158.

Sulistiani, H. R., Handayani, S., & Pangastuti, A. (2014). Karakterisasi senyawa bioaktif isoflavon dan uji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol tempe berbahan baku kedelai hitam (Glycine soja), koro hitam (Lablab purpureus), dan koro kratok (Phaseolus lunatus),. Biofarmasi,Asian Journal of Natural Product Biochemistry, 12(2), 62-72.

Sulistyowati, E., Arianingrum, R., & Salirawati, D. (2004). Study pengaruh lama fermentasi tempe kedelai terhadap aktivitas tripsin. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

USSEC. (2010). Tempe Project in Indonesia Creatinjg Demand for High Quality U.S. Soybeans. https://www.sigmaaldrich.com/content/dam/sigma-aldrich/docs/Sigma/Datasheet/6/47642dat.pdf

Utari, D. M., Rimbawan, R., Riyadi, H., & Purwantyastuti, M. M. P. (2010). Pengaruh pengolahan kedelai menjadi tempe dan pemasakan tempe terhadap kadar isoflavon. Penelitian Gizi Dan Makanan, 33(2), 148-153.

Widowati, S. (2016). Teknologi pengolahan kedelai. Balai Besar Penelititan dan Pengembangan Pascapanen Pertanian: Bogor, Indonesia.

Widoyo, S., Handajani, S., & Nandariyah. (2015). Pengaruh lama fermentasi terhadap kadar serat kasar dan aktivitas antioksidan tempe beberapa varietas kedelai. Biofarmasi, 13(2), 59-65.

Downloads

Published

2021-04-14

Issue

Section

Chemistry