HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP OUTCOME KLINIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS-HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Authors

  • Adnan Adnan Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan
  • Desy Munawaroh Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan

DOI:

https://doi.org/10.12928/mf.v17i2.19139

Keywords:

DM-Hipertensi, outcome klinis, persepsi, B-IPQ

Abstract

Diabetes melitus (DM) tipe 2 terdapat lebih dari 75% penderita kategori dewasa memiliki komplikasi dengan hipertensi, hal tersebut harus diwaspadai karena dapat meningkatkan resiko kematian 7,2 kali lipat. Persepsi terhadap penyakit yang diderita adalah salah satu faktor dari keberhasilan terapi yang dapat membuat kadar gula dan tekanan darah tetap terkontrol sehingga resiko kematian dapat dicegah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi dengan outcome klinis pasien DM-hipertensi. Metode penelitian ini observasional analitik dengan desain penelitian cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini merupakan pasien diabetes melitus dengan hipertensi yang memenuhi kriteria inklusi yang meliputi pasien dewasa laki-laki dan perempuan, mendapat terapi lebih dari atau sama dengan satu obat antidiabetik oral dan antihipertensi, serta bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani informed consent. Pengambilan data persepsi menggunakan kuesioner B-IPQ, dan data rekam medis untuk mendapatkan data kadar gula darah sewaktu dan tekanan darah sebagai data keberhasilan terapi. Hasil penelitian dari 73 pasien terdapat 38 orang (52,1%) memiliki persepsi yang positif dan 35 orang (47,9%) memiliki persepsi yang negatif. Ada 31 orang (42,5%) outcome klinisnya terkontrol dan ada 42 orang (57,5%) tidak terkontrol. Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan persepsi dengan outcome klinis dengan nilai P value 0,948. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara persepsi dengan outcome klinis pasien DM-hipertensi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul.

References

Alkes, D. B. K. (2005). Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus. Kemenkes Republik Indonesia, Jakarta.

Balitbangkes. (2018). RISKESDAS. Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.

Balitbangkes. (2019). RISKESDAS 2018 Laporan Provinsi DI Yogayakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LBP), Jakarta.

Bangga, R. D., Nansy, E., & Robiyanto. (2016). Uji validitas dan reliabilitas instrument brief illness perception questionnaire (B-IPQ) versi Indonesia pada pasien diabetes melitus di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak.

Bantul, D. K. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Bantul 2018. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.

Broadbenta, E., J.Petrie, K., Maina, J., & Weinman, J. (2006). The Brief Illness Perception Questionnaire. Journal of Psychosomatic Research, 60(6), 631-637.

Ibrahim, N., Desa, A., & Kong, N. C.-T. (2011). Illness perception and depression in patiens with end-stage renal disease on chronic haemodialysis. Medwell Journal, 6(3), 221-226.

Idris, Z. (2019). Upaya peningkatan kepatuhan dan outcome pada pasien diabetes melitus tipe-2 dengan reminder berbasis aplikasi mobile. Universitas Ahmad Dahlan.

Mufidati, H. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi masyarakat mengenai filariasis di rw 03 desa Cimanggis. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Notoatmojo, S. (2005). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

PERKENI. (2015). Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Persatuan Endokrinologi Indonesia: Jakarta.

Pratiwi, N. P., Untari, E. K., & Robiyanto. (2019). Hubungan persepsi pasien tentang penyakit hipertensi dengan kualitas hidup pasien lanjut usia, tekanan darah, dan jenis terapi antihipertensi. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran Untan Tanjungpura, 4(1).

Rafiah, N. (2017). Hubungan persepsi tentang penyakit dan kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi di RSUD Abdul Wahab Sjah Ranie Samarinda. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Rahalus, R., Asrifuddin, A., & Kaunang, W. P. (2017). Faktor-faktor yang barhubungan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit TK. III R. W. Mongisidi Manado. Jurnal Kesehatan Masyarakat Sam Ratulangi, 6(3), 1-11.

Silih, Y. (2012). Hubungan antara diabetes melitus dengan kejadian hipertensi di kecamatan Pontianak Selatan. In Naskah Publikasi. Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.

Soesanto, E., Istiarti, T., & Pietojo, H. (2010). Praktik lansia hipertensi dalam mengendalikan kesehatan diri di wilayah puskesmas Mranggen Demak. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 5(2), 127-129.

Sugandha, P. U., & Lestari, A. W. (2014). Gambaran pengendalian kadar gula darah dan HbA1c pada pasien diabetes Melitus Tipe 2 yang dirawat di RSUP Sanglah Periode Januari-Mei 2014. E-Jurnal Udayana Medika, 4(1), 1-8.

Wahyuningsih, T. (2008). Hubungan antara pengetahuan dan persepsi dengan perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dangue (PSN DBD) di kota Kediri. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Downloads

Published

2021-04-14

Issue

Section

Clinical Pharmacy