VICARIOUS TRAUMA PADA RELAWAN BENCANA ALAM

Authors

  • Siti Nur Halimah Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia
  • Erlina Listyanti Widuri Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.26555/humanitas.v9i1.349

Keywords:

Bencana Alam, Relawan, Vicarious Trauma.

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gejala-gejala vicarioustrauma -dan dampaknya dalam kehidupan relawan, faktor-faktor penyebabvicarious trauma, serta harapan-harapan relawan bagi instansi danpemerintah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodepenelitian kualitatif yang berlandaskan fenomenologi karena dapatmengungkap makna dari suatu peristiwa.Berdasarkan hasil analisis penelitimelalui wawancara dan observasi, menunjukkan bahwa relawan yangkembali dari tugasnya mengalami vicarious trauma sebagai dampak dariinteraksi dengan beberapa korban trauma. Ada dua faktor utama penyebab terjadinya vicarious trauma pada relawan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal termasuk di dalamnya karakteristik dan dayatahan yang dimiliki serta bagaimana kinerja relawan tersebut, sedangkanfaktor eksternal seperti jenis korban, lingkungan sosial dan iklim pekerjaanyang banyak memakan waktu dengan segala jenis permasalahan yang ada.

References

Bajari, A. (2008). Fenomenologi sebagai Tradisi Penelitian Kualitatif. http://www.atwarbajari.wordpress.com. 22 Oktober 2010.

Cahyono, W & Sumampouw, N. (2009). Psychological First Aid: SebuahPengantar. http://jaringkawan.org. 7 Januari 2010.

Coutois, C.A & Ford, J.D. (2009). Treating Complex Traumatic Stress disorder.New York: The Guilford Press.

Ehrenreich, J.H & Elliot, T.L. (2004). Managing Stress in Humanitarian Aid Workers:A Survey of Humanitarian Aid Agencies’ Psychosocial Training and Supportof Staff. Dalam Journal of Peace Psychology, Vol 10, no.1: 5-66

Hesse, A.R. (2002). Secondary Trauma : How Working with Trauma SurvivorsAffects Therapists. Clinical Social Work Journal. 30: 293-310.

Lesman. (2009). Penyintas Bencana. http://lestarimandiri.org/id/penyintas-bencana.html. 7 Januari 2010

Muhadjir, N. (2007). Metodologi Keilmuan: Paradigma Kualitatif, Kuantitatif,dan Mixed. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya.

Pearlman, L.A & McCann, I.L. (1990). Vicarious traumatization: a framework forunderstanding the psychological effects of working with victims. Journalof Traumatic Stress. 3: 131-149.

Pearlman, L.A & McKay, L. (2008). Understanding and addressing VicariousTrauma. New York: Headington Institute.

Pickett, G.Y. (1998). Therapist in Distress: An Integrative Look at Burnout,Secondary Traumatic Stress and Vicarious Traumatization.Dissertation. University of Missouri-St. Louis.

Slamet, M. (2009). Voluntary Organization. margonoipb.files.wordpress.com/2009/03/8.volunteersm.ppt.

Saakvitne, K.W., Tennen, H., Affleck, G. (1998). Exploring Thriving in the Contextof Clinical Trauma Theory: Constructivist Self Development Theory -Thriving: Broadening the Paradigm Beyond Illness to Health. Journal ofSocial Issue. Summer: 1-19.

Undang-undang RI nomor 24 tahun 2007, pasal 1 (1) tentang PenanggulanganBencana. (2007). Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia tahun2007 nomor 66.

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. (20100. Bencana. http://id.wikipedia.org/Wiki/Kategori:Bencana. 22 Oktober 2010.

Downloads

Published

2012-01-26

Issue

Section

Articles