BUDAYA DAN PERDAMAIAN : HARMONI DALAM KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT JAWA MENGHADAPI PERUBAHAN PASCA GEMPA

Authors

  • Yohanes Kartika Herdiyanto Universitas Udayana, Indonesia
  • Kwartarini Wahyu Yuniarti Universitas Gadjah Mada, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.26555/humanitas.v9i1.348

Keywords:

dampak, gempa, harmoni, kearifan lokal Jawa, konflik.

Abstract

Gempa bumi yang terjadi di DIY dan Jateng pada 27 Mei 2006memberikan dampak yang luar biasa terhadap aspek fisik dan psikologisindividu, sosial, maupun berbagai kerusakan berwujud materi. Berbagai perubahan yang terjadi tersebut dapat mengancam keharmonisan hidupyang selama ini dijunjung tinggi oleh orang Jawa. Berdasarkan pemikirantersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran darisisi psikologis secara lengkap tentang upaya individu dalam menghadapiperubahan-perubahan yang dipicu oleh gempa bumi dengan menggunakankearifan lokal yang menuju pada keharmonisan hidup bermasyarakat.Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan ethnography-grounded theory yang bertujuan memberikan gambaran terhadap suatufenomena yang diteliti secara lengkap dan komprehensif tanpa meninggalkanpentingnya unsur budaya di tengah masyarakat. Salah satu temuan yangpenting dari penelitian ini menunjukkan bahwa kearifan lokal Jawa masihdipegang teguh oleh warga dalam menghadapi berbagai macam perubahanpasca-gempa. Berbagai konflik seperti konflik yang ditimbulkan olehpenyaluran bantuan yang dirasakan tidak adil dan terjadinya praktek korupsioleh oknum pamong dusun disikapi dengan pasif oleh warga. Sikap pasifini menunjukkan bahwa – bagi orang Jawa – menjaga harmoni sosialmerupakan suatu tujuan yang lebih utama dibandingkan dengan menuntuthak-haknya yang telah dilanggar.

References

Andriono, R. (2008). Struktur Anggaran Kebencanaan: Isu Baru Advokasi

Druckman, D. (2005). Doing Research: Methods of Inquiry for ConflictAnalysis.London: Sage Publications, Inc.

Endraswara, S. (2003).Mistik Kejawen: Sinkretisme, Simbolisme,danSufismeDalam Budaya Spiritual Jawa. Yogyakarta: Penerbit Narasi.

Fajriyanto, S. &Arifin, S. (2007). Persepsi masyarakat terhadap rencana

Faturochman.(1999). Keadilan sosial: Suatu tinjauan psikologi.BuletinPsikologi,VII(1), 13-27.

Flick, U. (2002). An Introduction to Qualitative Research(2nded.). London: SagePublications.

Gutlove, P. dan Thompson, G. 2003. Psychosocial Healing: A Guide for Practitioners. Massachusetts: Institute for Resource and Security Studies.

Isenhart, M. W. &Spangle, M. (2000).Collaborative Approaches to ResolvingConflict. London: Sage Publications, Inc.

Jumina & Parikesit, D. (ed.). (2006). Refleksi Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006.Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada MasyarakatUniversitas Gadjah Mada.

Koentjaraningrat. (1990).Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta.

Magnis-Suseno, F. (2001).Etika Jawa: Sebuah Analisa FalsafitentangKebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.

Muzli.(2006). Laporan Berita Gempa Bumi Yogyakarta 27 Mei 2006 dan Sekilastentang Gempa Bumi. Diunduh dari http://drmunz.com/SMIJG/index-Dateien/Gempabumi.ppt pada tanggal 10 Januari 2009.

Setiawan, B. (2007). Pelajaran dari Yogya dan Aceh. Yogyakarta: PartnershipFor Governance Reform.

Vago, S. (2004).Social Change (5thed.). New Jersey: Pearson Education, Inc.

Downloads

Published

2012-01-01

Issue

Section

Articles