Kebermaknaan Hidup Anak Jalanan Perempuan yang Memiliki Anak atas Kehamilan yang Tidak Dikehendaki

Authors

  • Dessy Pranungsari Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia
  • Fatwa Tentama Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.26555/humanitas.v15i1.5203

Keywords:

anak jalanan perempuan, kebermaknaan hidup, kehamilan tidak dikendaki

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan ciri-ciri kebermaknaan hidup anak jalanan perempuan korban kekerasan seksual setelah memiliki anak dari kehamilan yang tidak dikehendaki. Subjek terdiri dari dua anak jalanan perempuan berusia di bawah 18 tahun, merupakan korban kekerasan seksual, memiliki anak dari kehamilan yang tidak dikehendaki, memiliki anak sebelum usia 18 tahun, dan bertempat tinggal di kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data menggunakan observasi non partisipan dan wawancara terhadap subjek dan significant person sebagai triangulasi data. Analisis hasil menggunakan analisis isi dengan tahap organisasi data secara sistematis, koding dan analisis, pengujian terhadap dugaan, strategi analisis, dan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan kebermaknaan hidup subjek 1 didapatkannya setelah memiliki anak, subjek menjadi lebih bersemangat dalam hidup karena memiliki harapan untuk dapat melihat anaknya tumbuh dengan baik dan merasa hidupnya lebih baik setelah memiliki anak, termasuk menjadi pribadi yang lebih dewasa. Kebermaknaan hidup subjek 2 didapatkannya saat proses persalinan karena perjuangan proses persalinan yang berat dan juga perjuangan dalam mengurus anak membuatnya menyesal karena subjek tidak dapat menjadi anak yang baik sampai ibunya meninggal dunia. Keinginan yang kuat agar anaknya menjadi anak yang baik dan patuh kepada orang tua, menjadikannya pribadi yang lebih baik.

References

Alaggia, R. (2004). Many Way Of Telling: Expanding Conceptualizations Of Child Sexual Abuse Disclosure. Child Abuse & Neglect, 28, 1213-1227.

Ancok, D. 2006. Logoterapi Terapi Psikologi Melalui Pemaknaan Eksistensi. Edisi 2. Yogyakarta: Kreasi Wacana Yogyakarta.

Anggriany, N. (2006). Motif Sosial dan Kebermaknaan Hidup Remaja Pagalaram. Psikologika, 11, 51-63.

Bastaman, H. D. (2007). Logoterapi: Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Baumeister, R.F.,Vohs,K.D., Aaker, J.L., & Gabinsky, E.N. (2013). Some Key Differences Between a Happy Life and Meaningful Life. Journal Of Positive Psychology, 1-16.

Bhattacharya, A. (2011). Meaning In Life: A Qualitative Inquiry into The Life Of Young Adults. Psychoogical Studies, 56 (3), 280-288.

Ferrara, F.F. (2002). Childhood sexual abuse: Developmental effects across the lifespan. Brooks/Cole Thomson Learning, Inc Boston.

Hurlock, E.B. (2005). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Komisi Nasional Perempuan. (2010). Kekerasan Seksual: Kenali dan Tangani. Diakses dari www.komnasperempuan.or.id

Little, L., & Hamby, S.L., (1999). Gender Differences in Sexual Abuse Outcames and Recovery Experience: A Survey Of Therapist-Survivors. Professional Psychology, Research and Practice, 30 (4,) 378-385.

Lubis, N.L. & Priyanti, D. (2009). Makna Hidup Pada Penderita Kanker Leher Rahim. Majalah Kedokteran Nusantara, 42, 14-19.

Moleong, L.J. (2011). Metode Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Paolucci, E.O., Genuis, M.L., & Violato, C. (2001). A Meta Analysis of The Published Research on The Effects Of Child Sexual Abuse. The Journal of Psychology, 135, (1), 17-36.

Poerwandari, K. (2009). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: LPSP3 Universitas Indonesia.

Rathi, N. & Rastogi, R. (2007). Meaning In Life And Psychological Well Being In Pre Adolescent And Adolescent. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology, 33, 31-38.

Rew, L., Johnson, R.J., & Kauzekanani, K. (2006). Gender Differences in Victimized Homeless Adolescents. Journal Adolescence, 41, 39-46.

Santos, M.C.J., Oguan, F,J. Magramo, C.J. & Paat, J.J (2012). Meaning in Life snd Subjective Well-Being: Is Satisfying Life Meaningful?. Journal of Arts, Science, and Commerce. 3, 32-40.

Segaf. Z., Yumpi. F., & Kursistin,. P. (2009). Memahami Alasan Perempuan Bertahan Dalam Kekerasan Domestic. INSIGHT, 5 (1): 1-7

Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat. Terjemahan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Sorenson, S.B. (1997). Violence and Sexual Abuse at Home: Current Issues in Spousal Battering and Child Maltreatment. New York: Haworth Press.

Stegar, M.F., Kashdan, T.B., Sullivan, B.A., & Lorentz, D. (2008). Understanding The Search for Meaning in Life: Personality, Cognitive Style, and The Dynamic Between Seeking and Experiencing Meaning. Journal of Personality, 76 (2), 199-226.

Triantoro, S. (2008). Perbedaan Tingkat Kebermaknaan Hidup antara Kelompok Pengguna Napza dengan Kelompok Non Pengguna Napza. Jurnal Humanitas, 5, 67-79.

Triono, G. (2007). Tatasane Teko, Kisah Perkosaan dan Traficking Anak. Jurnal Perempuan, 55, 19-28.

Venny, A. (2003). Memahami Kekerasan Terhadap Perempuan. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.

Yantzi, M. (2009). Kekerasan Seksual dan Pemulihan: Pemulihan Bagi Korban, Pelaku, Dan Masyarakat. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Downloads

Published

2018-02-15

Issue

Section

Articles