Pemanfaatan Siter, Kendang, Saron, Kenong, dan Gender sebagai media pembelajaran fisika

Authors

  • Eko Nursulistiyo Scopus ID: 57201665029 | Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.12928/jrkpf.v6i1.13393

Abstract

Telah dilakukan kajian mengenai pemanfaatan siter, kendang, kenong, saron, dan gender dalam gamelan sebgai media pembelajaran fisika. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui konsep apa saja yang bisa diajarkan menggunakan media pembelajaran gamelan dan bagaimana caranya. Metode yang digunakan adalah dengan studi pustaka dan pandalaman. Hasilnya adalah a) Siter dapat digunakan untuk menjelaskan konsep getaran, tinggi rendah bunyi dan hubungan panjang tali dengan frekuensi bunyi. Frekuensi bunyi diukur menggunakan aplikasi sound analyser free, b) Kendang dapat digunakan untuk menjelaskan konsep bunyi berasal dari getaran melalui eksperimen dengan menaburkan beras diatasnya, c) Saron dan kenong dapt digunakan untuk menjelaskan tinggi-rendah dan kuat lemah bunyi dengan memukul pada nada berbeda untuk mengajarkan tinggi rendah bunyi dan mengatur tinggi rendahnya pemukul untuk mengajarkan kuat lemah bunyi, d) Gender dapat digunakan untuk menjelaskan resonansi bunyi pada pipa organa tertutup dengan mengukur kedalaman dari kolom di bawah bilah logam dan mencatat frekuensinya.

Studies have been carried out regarding the use of siter, kendang, kenong, saron, and gender in gamelan as a medium for learning physics. The purpose of this study is to find out what concepts can be taught using gamelan learning media and how. The method used is by literature study. The result is a). "Siter" can be used to explain the concept of vibration, high low sound and the relationship of the length of the rope to the sound frequency. Sound frequency is measured using the sound analyzer free application, b). "Kendang" can be used to explain the concept of sound originating from vibrations through experiments with sprinkling rice on it, c). "Saron" and "kenong" can be used to explain the high and low weak sound by hitting on a different tone to teach high low sound and set the height of the paddle to teach strong weak sound, d). "Gender" can be used to explain sound resonance in a closed organ pipe by measuring the depth of the column under the metal blade and recording its frequency.

 

Kata kunci: gamelan, pembelajaran fisika, getaran, bunyi

References

Y.T.C Pramudi et all, 2010, Desain Virtual Gamelan Jawa Sebagai Media Pembelajaran, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Yogyakarta

Sultan Hamengku Buwono X, 2007, Merajut Kembali Keindonesiaan Kita, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

AECT (Association for Educational Communication and Technology). Evaluating Media Programs District and School, Washington, D.C : The Association, 1976.

National Education Association, 2016, 2016-2017 NEA Resolusitons, USA

Ridwan AS, 2013, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Bumi Aksara, Jakarta

Eko Nursulistiyo, (2012), Pengembangan Modul pembelajaran sains dengan media pembelajaran gamelan untuk meningkatkan pemahaman dan aplikasi konsep siswa SMP, Tesis, Universitas Negeri Yogyakarta

Tim Kamera budaya, 2016, Alat Musik tradisional Siter, https://www.kamerabudaya.com/2016/10/alat-musik-tradisional-siter.html, diakses 24 Juni 2019

Alfirochmah, apa yang anda ketahui mengenai alat musik kenong, (https://www.dictio.id/t/apa-yang-anda-ketahui-tentang-alat-musik-tradisional-kenong/52630), diakses 24 Juni 2019

European Union, Gender barung (gamelan pelog), https://www.europeana.eu/portal/en/record/09102/_spk_obj_257502.html, Europe diakses 24 Juni 2019

Downloads

Published

2019-06-24

Issue

Section

Articles