Manajemen Komunikasi Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta dalam Penanganan Limbah Perak di Kotagede

Authors

  • Raditia Yudistira Sujanto

DOI:

https://doi.org/10.12928/channel.v3i1.2413

Abstract

Kesadaran akan bahaya limbah yang terdapat di dalam lingkungan tidak selalu dimiliki oleh semua lapisan masyarakat. Kesadaran tentunya tidak akan berguna tanpa adanya perbuatan dan perubahan. Kotagede merupakan daerah yang cukup terkenal dengan industri kerajinan peraknya. Dari pengerjaan kasar sampai penjualan hasil jadi kerajinan peraknya terdapat di Kotagede. Pada tahun 2004 BLH kota Yogyakarta mengadakan sosialisasi di Kotagede mengenai pentingnya menangani limbah perak secara benar dan efisien. Hal ini menjadi tanggung jawab BLH karena bagian dari tugas dan fungsi BLH dalam hal pelayanan publik.

 

Pada sosialisasi terakhir BLH gagal meyakinkan audiens sosialisasinya. Dengan dasar di atas peneliti melihat bagaimana manajemen komunikasi BLH dengan masyarakat Kotagede kaitannya dengan pembangunan kesadaran akan pentingnya penanganan limbah perak demi keselamatan dan kesehatan masyarakatnya sendiri serta lingkungan.

 

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif eksploratoris dengan metode pengumpulan data yaitu wawancara serta studi dokumen. Metode penelitian sendiri adalah studi kasus. Penelitian ini menggunakan teori-teori dasar komunikasi dan manajemen, serta komunikasi krisis. Peneliti menilai bahwa terdapat krisis di dalam manajemen komunikasi BLH saat menjalankan program sosialisasinya. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat beberapa hal yang memang menjadi kendala saat pembentukan program sosialisasi, dimulai dari tahapan ‘perencanaan’ sampai tahapan ‘pengontrolan’.

 

Secara garis besar masalah -masalah yang sempat ada meliputi keputusan-keputusan tim pelaksana program dalam proses manajemennya yang tidak didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan budaya dan sosial sesuai dengan apa yang terdapat di Kotagede. Pada saat tahap ‘pengorganisasian’ pun tim pelaksana program tidak mempertimbangkan penugasan atas dasar kompetensi atau keahlian yang dimiliki anggota-anggotanya, melainkan atas dasar struktur jabatan atau organisasi. Terlebih lagi pada tahapan ‘pengontrolan’, tim pelaksana program tidak melakukan pelaporan dengan semestisnya, tidak melakukan pengarsipan, serta tidak melakukan pengawasan paska-program. Meskipun demikian, tidak sepenuhnya peneliti hanya menemukan hal-hal negatif atau kekurangan-kekurangan selama pelaksanaan penelitian. Melalui hasil temuan serta saran-saran yang peneliti lampirkan di akhir tesis ini, diharapkan BLH kembali melaksanakan program sosialisasi di Kotagede terkait masalah keberadaan bahaya limbah perak dan logam lainnya, karena peneliti tidak berharap BLH kecolongan waktu jika tindakan BLH di depannya nanti tidak lagi bersifat antisipatif melainkan reaktif terhadap kondisi lingkungan di daerah Kotagede.

 

Kata Kunci: manajemen komunikasi, limbah perak Kotagede, organisasi pemerintah, badan

 

 

References

Pustaka:

Rudi, T. May. 2005. Komunikasi dan Humas Internasional. Bandung: PT Refika Aditama.

Hynes, Geraldine E. 2005. Managerial Communication Strategies and Applications. Singapore: McGraw-Hill Education (Asia).

Ruslan, Rosady. 1999. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dwidjowijoto, Riant Nugroho. 2004. Komunikasi Pemerintahan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Salam, Dharma Setyawan. 2007. Manajemen Pemerintah Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Downloads

Published

2015-04-01

Issue

Section

Articles