Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Fisika dalam Menyelesaikan Soal Ujian Nasional Fisika SMA Ditinjau dari Daerah Sekolah Asal

Authors

  • Yoga Budi Bhakti Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
  • Napis Napis Universitas Indraprasta PGRI Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.12928/jrkpf.v4i1.6467

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan soal UN mata pelajaran Fisika ditinjau dari asal SMA/MA, dan (2) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang berarti antara mahasiswa yang asal SMA/MA yang berbeda dalam menyelesaikan soal UN mata pelajaran fisika. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika semester enam. Teknik analisis dilakukan menggunakan analisis deskriptif, sedangkan pengujian hipotesis menggunakan Rumus Kruskal-Wallis. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: (1) Rerata skor kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan soal UN mata pelajaran fisika adalah 40,64, Jika ditinjau dari asal SMA/MA yang berada di Kota Jakarta adalah 50,31, di Kota Depok adalah 30,41; Kota Tangerang adalah 34,50; Kota Bekasi adalah 43,41; Kota Karawang adalah 42,50; di Kota Indonesia Timur adalah 37,00 dan di Kota Medan adalah 40,00 dan (2) Terdapat perbedaan yang signifikan antara ketujuh kelompok dalam hal menyelesaikan soal UN mata pelajaran Fisika tingkat SMA/MA.

 

The purpose of this study was: (1) to know the ability of students to solve national examination problems of physics subjects in terms of the origin of schools (2) to know whether there is a significant difference between the students of different school in completing the national exam of subjects physics. Research subject is physics education program student at six semester. Analyzes were performed using descriptive analysis, hypothesis testing while using Kruskal-Wallis formula. Conclusions from the study are: (1) The average score of physical education student's ability to solve national examination problems of physics subjects is 40.64, in terms of the origin of Schools in Jakarta is 50.31; Depok is 30.41; Tangerang is 34.50; Bekasi is 43.41; Karawang is 42.50; City of East Indonesia is 37.00 dan Medan is 40.00 and (2) There is a difference significantly among the seven groups in completing the national examination on phyiscs subject.

References

Rangkuti, A. F., & Anggraeni, F. D. 2005. Hubungan persepsi tentang kompetensi profesional guru matematika dengan motivasi belajar matematika pada siswa SMA. Jurnal Psikologia, 1(2).

Indonesia, J.P.F. 2010. Usaha Mengurangi Terjadinya Miskonsepsi Fisika Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Konflik Kognitif.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 75. Tahun 2009 Pasal 2.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 34 tahun 2007 pasal 3.

Pasal 13 ayat (2) Undang-undang No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

Suarsana, I. M. (2013). Pengembangan E-Modul Berorientasi Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(2).

Hopkins, Charles D, dan Antes, Richard L. 1990. Classroom Measurement and Evaluation. I tasca, Illnois: F.E. Peacock Publisher. Inc

Thawabieh, A. M. & Qaisy, L.M. 2012. Assessing Stress among University Students. American international journal of contemporary research. [Online]. Vol.2No.2Tersedia:http://www.aijcrnet.com%2FJournals%2FVol_2No_2_Fe bruary _2012% (23 Februari 2015)

Reif, Frederick. 1995. Millikan Lecture 1994: Understanding and Teaching Important Scientific Thought Proceses. American Journal of Physics. Vol. 63 (1), Januari 1995. https://www.cmu.edu/teaching/resources/Research/ cognitive/Reif1995.pdf. 29 April 2015.

Nuralam. 2009. Pemecahan Masalah Sebagai Pendekatan Dalam Belajar Matematika. Jurnal Edukasi, 1 (1):142-154.

Dwi, I. M., Arif, H., & Sentot, K. 2013. Pengaruh Strategi Problem Based Learning Berbasis ICT Terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 9(1).

Downloads

Published

2017-04-30

Issue

Section

Articles